![]() |
| Grendel Smansa |
Bagi warga kelas bawah dan siswa-siswi yang selalu cus saat bel berbunyi sih mungkin tidak terlalu memikirkan
atau sampai peduli dengan grendel sekolah
kita yang semenjak tahun ajaran baru ini, semakin gasik saja di tutupnya. Tapi bagi warga kelas atas dan tentu saja
yang merupakan pengguna wifi sekolah sejati, wah… ini adalah masalah berat nih. Bagaimana tidak? Sedang
asik-asiknya mendownload, streaming, browsing, atau ngegame, kita harus
berhenti karena pak satpam sudah berkeliling dan menyuruh kita turun untuk
mengunci grendel sekolah. Menyebalkan
kan?
Belum lagi untuk anak-anak kelas atas yang membutuhkan kelas
karena ingin mengerjakan pekerjaan kelompok dan tugas sepulang sekolah. Tentu
akan sangat menyebalkan apabila tugas mereka harus terhenti hanya karena tidak
bisa menggunakan ruangan kelas karena grendel
sudah akan di tutup.
Apalagi biasanya, anak-anak yang dispen saat jam pelajaran
akan meninggalkan tas mereka di kelas, dan terkadang baru akan mereka ambil saat
hari sudah menjelang sore. Dan pasti tau kan? Yak! Grendel sudah di tutup. Dan ekstremnya lagi, terkadang para siswa
yang ingin mengambil tas mereka atau sesuatu yang tertinggal di kelas, nekat
berjalan dari genteng masjid ke depan lorong XI Ipa 2. Berbahaya sekali kan?
“Selama ini pintu sekolah toh di tutup jam 3, dan menurut
saya itu tidak terlalu cepat. Jika memang siswa ingin menggunakan wifi atau
mengerjakan tugas berkelompok, toh mereka bisa melakukannya di lantai bawah.”
Berikut penuturan Pak Agus, salah satu guru di SMA N 1 Banjarnegara. Saat di
singgung tentang alasannya, beliau hanya mengatakan, “ini agar para guru lebih
mudah mengawasi siswanya.”
Sedangkan Pak Riswan sendiri
selaku satpam sekolah, saat di Tanya mengenai alasan mengapa beliau selalu menggrendel gerbang kelas sangat awal,
hanya menuturkan, “saya hanya menjalani tugas saja. Itu yang di perintahkan
oleh atasan saya.”
Yah.. sebagai anak Ipa 7 yang
kelasnya di pojok atas, kami sih berharap
agar grendel tidak perlu di tutup
secepat itu. Tetapi jika peraturan sekolah memang harus begitu. Kami bisa apa?

0 komentar:
Posting Komentar